Dalam Setiap organisasi, tentu tidak akan terlepas oleh adanya konflik karena pada dasarnya konflik itu muncul melalui tiga bentuk, yaitu :
- Konflik dalam Diri Individu (Antar individual Conflict)
- Tujuan yang hendak di capai
Pertentangan dapat terjadi ketika tujuan yang hendak dicapai saling berimbang kekuatannya (saling tarik-menarik). Pertentangan tersebut dapat memiliki bentuk positif maupun negatif, sehingga terjadi persaingan dua atau lebih kepentingan dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Ada tiga bentuk konfilk yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai :
– Konflik mendekat-dekat
Yaitu konflik muncul ketika individu didorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih. Tetapi, tujuan yang dicapai saling terpisah atau sama lainnya.
– Konflik mendekat-menghindar
Yaitu individu yang mengalami konflik ini didorong untuk melakukan pendekatan terhadap pesoalan-persolan yang mengacu pada satu tujuan dan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan penghindaran terhadap persoalan-persoalan tersebut.
– Konflik menghindar-menghindar
Dalam konflik ini, individu didorong untuk menhindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang dicapainya saling terpisah satu sama lain.
Resiko yang paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak begitu fatal adalah ketika individu mengalami “konflik mendekat-mendekat” dibandingkan dengan dua konflik yang lainnya.
- Konflik yang berkaitan dengan peran dan Ambiguitas
Filey & House (Wijono, 1993) Memberikan kesimpulas atas hasil penelitian kepustakaan mereka tentnag konflik peran dalam organisasi, yang dicatat melalui berbagai indikasi yang dipengaruhi oleh empat variable.
– Mempunyai kesadaran akan terjadinya konflik peran
Pada saat individu mengalami ketidak cocokan atas peran yang dimainkannya, maka individu perlu mempunyai kesadaran melalui intropeksi bahwa peran yang dimainkannya akan membuat dirinya akan mengalami konflik peran yang dapat mengganggu dirinya dan organisasi.
– Menerima kondisi dan situasi jika muncul konflik yang dapat membuat tekanan-tekanan dalam pekerjaan
Ada baiknya ketika individu mengalami pertentangan dalam dirinya, individu menerima kondisi dan situasi yang dapat membuat dirinya menjadi tertekan.
– Memiliki kemampuan untuk menoleransi stres
Setiap individu mempunyai kemampuan dan cara mengahadapi setres dalam pekerjaannya, namun demikian, ada juga individu yang dapat menoleransi stres tetapi ada juga tidak dapat menolerasnninya, sehingga dia mengalami konflik dalam dirinya.
– Memperkuat sikap/sifat pribadi lebih tahan dalam mengahadapi konflik yang muncul dalam organisasi
Pada dasarnya, setiap individu mempunyai sikap/sifat pribadi yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan sifat / sikap ini, akan menentukan bagaimana individu menghadapi konflik yang muncul dalam dirinya, sehingga bermanfaat untuk mengahadapi konfilk di dalam organisasi.
- Konflik Antarpribadi
Untuk mengahadapi konflik antarpribadi dalam organisasi diperlukan adanya kerangka kerja sama secara khusus yang dapat digunakan untuk menganalisis adanya dinamika psikologis dan perilaku terjadinya konflik antarpribadi atau antara diri sendiri dengan orang lain dalam organisasi.
- Teori Johari Window
Ada empat kesimpulan dalam teori Johari Window :
- Daerah/bagian bebeas
- Bagian Gelap/Buta
- Bagian Pribadi
- Bagian Ketidaksadaran
- Sumber konflik antar pribadi/kelompok
- Persaingan terhadap sumber-sumber
- Ketergantungan terhadap tugas
- Kekaburan deksripsi tugas
- Masalah status
- Rintangan-rintangan komunikasi
- Sifat-Sifat Individu
- Konflik organisasi
- Jenis-jenis konflik
– Konflik Hierarki
Konflik ini dapat muncul ketika da benturan di hirarki struktural. Semakin kompleks hierarki strukturalnya, maka semakin sering terjadinya adanya konflik di antara para pejabat yang ada di dalam strutur organisasi tersebut, seperti direktur, manajemen, kepala bagian, kepala divisi, kepala departemen, dan supervisor serta karyawan.
– Konflik fungsional dan disfungsional
Dalam suatu kesempatan, ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2005) membedakan konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional menurut mereka adalah konfrontasi antara kelompok-kelompok yang menginginkan keuntungan dan peningkatan prestasi organisasi.
Konflik disfungsional adalah berbagai konfrontasi atau interaksi di antara kelompok-kelompok yang merugikan dan menghalangi tercapainya tujuan organisasi.
– Konflik Staf-lini
Konflik antara staf lini ini dapat muncul ketika hubungan atara garis wewenang dan tanggung jawab keduanya saling tumpang tindih tidak jelas.
– Konflik Kelompok formal dan kelompok informal
Konflik ini terjadi ketika ada dua kelompok, yaitu kelompok formal dan informal mempunyai perbedaan kepentingan dalam mencapai tujuannya.
- Sebab-sebab munculnya Konflik
– Situasi-situasi yang tidak sesuai
Situasi-situasi tertentu yang kutang menguntungkan bahkan tidak sesuai dalam mencapai tujuan organisasi merupakan salah satu penyebab timbulnya konflik organisasi.
– Rancangan kegiatan dan alokasi waktu yang tidak sesuai
Konflik organisasi dapat muncul karena adanya rencana kegiatan atau loaksi waktu yang tidak sesuai untuk mencapai tujuan organisasi.
– Masalah status pekerjaan yang tidak pasti
Masalah ketidak pastian dalam menentukan status pekerjaan bagi karyawan, akan memicu munculnya konflik dalam organisasi.
– Perbedaan persepsi
Perbedaan persepsi yang sering kali muncul dapat memicu timbulnya konflik dalam organisasi, ketika terjadi perbedaan-perbedaan persepsi dalam memandang subjek atau objek, maka akan menyebabkan munculnya konflik.
0 komentar:
Posting Komentar