Selasa, 18 April 2017

Bentuk-Bentuk Konflik

Bentuk-Bentuk Konflik
Dalam Setiap organisasi, tentu tidak akan terlepas oleh adanya konflik karena pada dasarnya konflik itu muncul melalui tiga bentuk, yaitu :
  1. Konflik dalam Diri Individu (Antar individual Conflict)
Munculnya konflik yang adala dalam diri individu mempunyai kecenderungan berkaitan dengan :
  1. Tujuan yang hendak di capai

Pertentangan dapat terjadi ketika tujuan yang hendak dicapai saling berimbang kekuatannya (saling tarik-menarik). Pertentangan tersebut dapat memiliki bentuk positif maupun negatif, sehingga terjadi persaingan dua atau lebih kepentingan dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Ada tiga bentuk konfilk yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai :

–          Konflik mendekat-dekat

Yaitu konflik muncul ketika individu didorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih. Tetapi, tujuan yang dicapai saling terpisah atau sama lainnya.

–          Konflik mendekat-menghindar
Yaitu individu yang mengalami konflik ini didorong untuk melakukan pendekatan terhadap pesoalan-persolan yang mengacu pada satu tujuan dan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan penghindaran terhadap persoalan-persoalan tersebut.
–          Konflik menghindar-menghindar
Dalam konflik ini, individu didorong untuk menhindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang dicapainya saling terpisah satu sama lain.
Resiko yang paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak begitu fatal adalah ketika individu mengalami “konflik mendekat-mendekat” dibandingkan dengan dua konflik yang lainnya.
  1. Konflik yang berkaitan dengan peran dan Ambiguitas
Konflik diri ini muncul ketika sering kali terjadi adanya perbedaan peran dan ambiguitas dalam tugas dan tanggung jawab yang diampu oleh individu.
                Filey & House (Wijono, 1993) Memberikan kesimpulas atas hasil penelitian kepustakaan mereka tentnag konflik peran dalam organisasi, yang dicatat melalui berbagai indikasi yang dipengaruhi oleh empat variable.
–          Mempunyai kesadaran akan terjadinya konflik peran

Pada saat individu mengalami ketidak cocokan atas peran yang dimainkannya, maka individu perlu mempunyai kesadaran melalui intropeksi bahwa peran yang dimainkannya akan membuat dirinya akan mengalami konflik peran yang dapat mengganggu dirinya dan organisasi.

–          Menerima kondisi dan situasi jika muncul konflik yang dapat membuat tekanan-tekanan dalam pekerjaan

Ada baiknya ketika individu mengalami pertentangan dalam dirinya, individu menerima kondisi dan situasi yang dapat membuat dirinya menjadi tertekan.

–          Memiliki kemampuan untuk menoleransi stres
Setiap individu mempunyai kemampuan dan cara mengahadapi setres dalam pekerjaannya, namun demikian, ada juga individu yang dapat menoleransi stres tetapi ada juga tidak dapat menolerasnninya, sehingga dia mengalami konflik dalam dirinya.
–          Memperkuat sikap/sifat pribadi lebih tahan dalam mengahadapi konflik yang muncul dalam organisasi

Pada dasarnya, setiap individu mempunyai sikap/sifat pribadi yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan sifat / sikap ini, akan menentukan bagaimana individu menghadapi konflik yang muncul dalam dirinya, sehingga bermanfaat untuk mengahadapi konfilk di dalam organisasi.
  1. Konflik Antarpribadi
Konflik antarpribadi adalah suatu konflik yang mempunyai kemungkinan lebih sering muncul dalam kaitannya antar individu dengan individu yang ada dalam suatu organisasi.
Untuk mengahadapi konflik antarpribadi dalam organisasi diperlukan adanya kerangka kerja sama secara khusus yang dapat digunakan untuk menganalisis adanya dinamika psikologis dan perilaku terjadinya konflik antarpribadi atau antara diri sendiri dengan orang lain dalam organisasi.
  1. Teori Johari Window
Johari Window dikembangkan oleh joshep luft dari Harry Ingham (Johari) untuk tujuan menganalisis terjadinya konflik antarpribadi, di antaranya mengidentifikasi beberapa gaya yang berkaitan dengan karakteristik dan cara mengantisipasinya. Melalui Johari Window ini, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa perilaku seseorang akan tercermin dari cara berpikirnya. Ketika diri sendiri berpikir bahwa menjadi seperti “Saya” dan orang lain dapat menjadi seperti “Anda” pernytaan ini tampak dalam dua individu yang sedang melakukan interaksi timbal balik.
Ada empat kesimpulan dalam teori Johari Window :
  • Daerah/bagian bebeas
Menurut johari untuk setiap pribadi ada hal-hal tertentu yang diketahui/dikenal secara umum, baik oleh diri sendiri maupun orang lain (open self). Dalam bagian ini kita tidak menyembunyikan apa-apa dan dapat bergerak bebas/ merasa leluasa.
  • Bagian Gelap/Buta
Dalam bagian ini, orang lain mengetahui sebagian dari diri kita, meskipun diri kita tidak kenal/tidak menyadari. Pada bagian ini juga, tercakup semua perasaan, kebiasaan, perasangka, dan kecenderungan yang tidak kita sadari, sehingga kita sering merasa heran ketika ada orang lain yang dapat membuka mata kita tentang hal-hal yang berhubungan dengan diri kita, tetapi sama sekali tidak kita ketahui sebelumnya.
  • Bagian Pribadi
Pada dasarnya, serin kali kita secara sadar menyembunyikan dan merahasiakan secara rapat dari orang lain tentang perilaku kita, seperti perasaan, pikiran, keinginan/kebutuhan, dan tindakan hal-hal lain yang kita duga tidak disukai oleh orang lain. Johari mengatakan bahwa manusia cenderung merahasiakan terlalu banyak gal karena takut akan dilukai. Padahal, orang yang terlalu banyak merahasiakan perasaan, pikiran, tindakan, pengalaman, keinginan/kebutuhan, dan cita-citanya adalah orang yang sulit bekerja sama dengan orang lain.
  • Bagian Ketidaksadaran
Bagian dari diri ini, sebagai pemimpin melayani tidak tahu dan juga tidak diketahui. Justru pada bagian ini akan ada kemungkinan kita akan sering mengalami benturan-benturan dengan orang lain, yang memicu munculnya konflik yang berkepanjangan jika tidak ingin melakukan perbahan atas apa yang mereka alami.
  1. Sumber konflik antar pribadi/kelompok
Menurut penjelasan robbin; walton &dutton (Wijono, 1993) menjelaskan bahwa ada enam sumber konflik antarpribadi/kelompok melalui kondisi-kondisi pemula (atcendent conditions) yang meliputi:
  • Persaingan terhadap sumber-sumber
Konflik antarpribadi/kelompok akan muncul ketika ada persaingan terhadap sumber seperti dana anggaran, ruangan, pengadaan bahan baku, pemrosesan data dan pemeliharaan peralatan kerja.
  • Ketergantungan terhadap tugas
Ketergantungan terhadap tugas merupakan salah satu penyebab munculnya konflik antarpribadi/kelompok dalam suatu organisasi. Konflik muncul ketika seorang karyawan atau kelompok karyawan mempunyai tujuan dan prioritas yang berbeda satu sama lain, sehingga mereka akan saling mengalami ketergantungan tugas.
  • Kekaburan deksripsi tugas
Ketika deskripsi tugas yang digagas oleh masing-masing anggota yang ada di berbagai departemen tersebut tugas-tugasnya mulai tumpang tindih, tidak jelas (Kabur), demikian juga tanggung jawab, kewenangan, dan hak serta kewajiban masih kabur, maka hal tersebut akan memicu munculnya konglik di antara mereka.
  • Masalah status
Adanya persepsi atas ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam memberi ganjaran (reward), penugasan kerja, kondisi kerja serta status simbol dapat mengalami frustasi. Jika situasi ini berlansung terus menerus, maka dia akan mengalami konflik karena masalah status kepegawaiannya menjadi tidak jelas.
  • Rintangan-rintangan komunikasi
Komunikasi yang kurang memadai dapat menimbulkan berkembangnya konflik semu yang merintangi persetujuan antara dua individu/kelompok yang posisinya saling melengkapi.
  • Sifat-Sifat Individu
Sifat-sifat pribadi yang dimiliki oleh individu masing-masing dapat menjadi pemicu timbulnya konflik antarpribadi/kelompok dalam suatu organisasi. Sifat-sifat pribadi tersebut di antarnya kurang matang atau kekanak-kanakkan, kecerdasan emosinya rendah, sulit mengendalikan diri dari masukan orang lain, egois, dan sulit mengendalikan diri.
  1. Konflik organisasi
Dalam konflik organisasi dapat muncul karena adanya kemungkinan-kemungkinan, yaitu situasi-situasi yang tidak sesuai dalam mencapai tujuan, sasaran, dan alokasi yang tidak sesuai dengan tujuan, munculnya ketidakpastian dalam status perkejaan dan perbedaan persepsi. Selain itu, konflik organisasi dapat dibagi menjadi empat yaitu menurut jenisnya :
  1. Jenis-jenis konflik

–          Konflik Hierarki
Konflik ini dapat muncul ketika da benturan di hirarki struktural. Semakin kompleks hierarki strukturalnya, maka semakin sering terjadinya adanya konflik di antara para pejabat yang ada di dalam strutur organisasi tersebut, seperti direktur, manajemen, kepala bagian, kepala divisi, kepala departemen, dan supervisor serta karyawan.

–          Konflik fungsional dan disfungsional
Dalam suatu kesempatan, ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2005) membedakan konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional menurut mereka adalah konfrontasi antara kelompok-kelompok yang menginginkan keuntungan dan peningkatan prestasi organisasi.
Konflik disfungsional adalah berbagai konfrontasi atau interaksi di antara kelompok-kelompok yang merugikan dan menghalangi tercapainya tujuan organisasi.
–          Konflik Staf-lini
Konflik antara staf lini ini dapat muncul ketika hubungan atara garis wewenang dan tanggung jawab keduanya saling tumpang tindih tidak jelas.
–          Konflik Kelompok formal dan kelompok informal
Konflik ini terjadi ketika ada dua kelompok, yaitu kelompok formal dan informal mempunyai perbedaan kepentingan dalam mencapai tujuannya.
  1. Sebab-sebab munculnya Konflik
Ada empat yang dapat menyebabkan munculnya konflik dalam suatu organisasi, yaitu :
–          Situasi-situasi yang tidak sesuai
Situasi-situasi tertentu yang kutang menguntungkan bahkan tidak sesuai dalam mencapai tujuan organisasi merupakan salah satu penyebab timbulnya konflik organisasi.
–          Rancangan kegiatan dan alokasi waktu yang tidak sesuai
Konflik organisasi dapat muncul karena adanya rencana kegiatan atau loaksi waktu yang tidak sesuai untuk mencapai tujuan organisasi.
–          Masalah status pekerjaan yang tidak pasti
Masalah ketidak pastian dalam menentukan status pekerjaan bagi karyawan, akan memicu munculnya konflik dalam organisasi.
–          Perbedaan persepsi
Perbedaan persepsi yang sering kali muncul dapat memicu timbulnya konflik dalam organisasi, ketika terjadi perbedaan-perbedaan persepsi dalam memandang subjek atau objek, maka akan menyebabkan munculnya konflik.

0 komentar:

Posting Komentar

animasi blog
 
Gudang Ilmu Pengetahuan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template