Ringkasan materi Sejarah Indonesia Masa Pendudukan Jepang
romusha pada masa jepang |
A.
Masuknya
Jepang Ke Indonesia
Pembelajaran
tentang masa pendudukan Jepang diawali dari perang dunia II yang menyeret
Jepang dalam kancah pertempuran dan bergabung dengan blok Fasis, yaitu Jerman
dan Italia. Mereka berhadapan dengan blok sekutu, diantaranya adalah Soviet,
Inggris, Perancis, Belanda, dan Amerika Serikat. Mengapa Jepang melibatkan diri
di perang dunia II? Hal ini dikarenakan semangat restorasi Meiji yang mendorong
Jepang menjadi negara industri kapitalis, sehingga mereka membutuhkan bahan
baku, buruh murah, dan tempat pemasaran. Terlebih kemenangan Jepang atas Rusia
tahun 1905 telah melecut semangat Jepang dan menumbuhkan kepercayaan diri
Jepang bahwa mereka mampu memenangkan pertempuran melawan bangsa Barat. Oleh
sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut, mereka harus melibatkan diri dalam
pertempuran dunia untuk memuluskan langkah mereka mendapatkan kekuasaan.
Pada
awal pertempuran, Jepang berhasil menguasai pertempuran di Asia Timur Raya di
kawasan pasifik, yaitu melalui sebuah serangan cepat di Pearl Harbour. Serangan
tersebut mengantarkan Jepang menguasai kawasan strategis tersebut, termasuk
Indonesia. Belanda yang menguasai Indonesia, kemudian menyerahkan kekuasaan
kepada Jepang. Setahap demi setahap, bangsa Jepang berhasil menguasai Indonesia
dan mengkampanyekan berbagai propaganda. Apa saja propaganda Jepang? Mengapa
bangsa Indonesia pada mulanya menyambut gembira kedatangan Jepang?
B.
Jepang
saudara Tua
Jepang
mempropagandakan sebagai saudara tua bangsa Indonesia untuk memikat hati rakyat
Indonesia. Mereka bertujuan untuk menggalang kekuatan rakyat untuk memenangkan
pertempuran dunia terutama di kawasan pasifik. Mereka mempropagandakan bahwa
pada masa pemerintahannya, bangsa Indonesia akan mendapatkan kejayaan, dan
kemerdekaan. Jepang sebagai saudara tua akan membantu Indonesia mencapai
kemerdekaan. Mereka juga menyatakan Pan Asia, yaitu persatuan seluruh Asia di
bawah pimpinan negara Jepang. Untuk mencapai tujuan tersebut, Jepang membentuk
pemerintahan militer dan pemerintahan sipil melalui berbagai program.
Berikut
merupakan propaganda pemerintah militer Jepang (Dai Nippon) berdasarkan peraturan
UU no 2 tanggal 8 September 1942:
·
Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa
Asia (Hakko Ichi-u)
·
Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin,
Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
·
Melancarkan simpati lewat pendidikan
berbentuk beasiswa pelajar.
·
Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
·
Menarik simpati organisasi Islam Majelis Islam
A’la Indonesia (MIAI).
·
Melancarkan politik dumping
·
Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh
perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir,
dengan cara membebaskan tokoh-tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Selain
propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan
badan-badan kerjasama seperti berikut:
·
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan
membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan
pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
·
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa)
merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter,
pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan
sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan
perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi
17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan
Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di
Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan
militer:
·
Daerah bagian tengah meliputi Jawa dan Madura
dikuasai oleh tentara keenambelas dengan kantor pusat di Batavia (Jakarta).
·
Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan
kantor pusat di Bukittinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.
·
Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan,
Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya dibawah kekuasaan armada selatan
kedua dengan pusatnya di Makassar.
Selain
kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan
dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi
pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou
Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga
pemerintahan militer yakni:
·
Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu,
membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan
tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
·
Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang
membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal
dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
·
Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang
membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya
Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama
Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.
Untuk
kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di
Dalat/Vietnam.
C.
Dampak
Pendudukan Jepang di bidang Ekonomi dan Sosial
Pada
kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan
sosial yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa
membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi.
Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang
adalah sebagai berikut:
·
Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan
perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk
industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan,
pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai
akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang.
Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta
kemiskinan meningkat drastis.
·
Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi
secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut
diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang.
Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan
perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.
Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan
kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan
kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
·
Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem
autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang).
Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk
kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun
material.
Pada
tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga
tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya
pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara
besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta
instansi resmi pemerintah.
Dampak
dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk
pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini
menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan
pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau
Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo
(Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya
penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat
dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).
D.
Aspek
Kehidupan Militer
Pada
aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat
Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam
perang Pasifik.
Memasuki
tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih
pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di
medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari
pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut
Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan
jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus
1943).
Situasi
di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun
kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial
yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.
E.
Dampak
Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia
Masa
Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi
perkembangan Indconesia, selain itu hampir tidak adanya tantangan yang berarti
kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa
dampak yang positif dan jua membawa dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia
pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah
masa-masa yang kelam, akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada juga yang
membawa kebaikannya pula.
1)
Dampak
positif Pendudukan Jepang
Tidak
banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia.
Ada pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain :
a. Diperbolehkannya
bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan
bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
b. Dalam bidang
ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
bersama.
c. Mendirikan
sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
d. Pembentukan
strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
e. Diperkenalkan
suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line
system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi pangan.
f.
Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
g. Jepang
dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi
kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal
untuk berperang.
h. Dalam
pendidikan dikenalkannya sistem Nipon sentris dan diperkenalkannya kegiatan
upacara dalam sekolah.
2)
Dampak
Negatif Pendudukan Jepang
Selain dampak positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa dampak
negatif yang luar biasa antara lain :
a.
Penghapusan semua organisasi politik
b.
Romusha (kerja
paksa)
c. Krisis
ekonomi yang sangat parah : hal ini dikarenakan dengan disalurkannya uang
pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
d. Akibat dari self sufficiency yang terputusnya
hubungan antar daerah
e. Pembatasan
pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan
Jepang.
f.
Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang
parah seperti perampokan, pemerkosaan (banyak gadis pribumi yang diculik untuk
melayani kebutuhan biologis tentara Jepang; mereka disebut jugun ianfu) dan lain-lain.
g. Pelarangan
terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan
yang lebih tinggi terasa mustahil.
h. Banyak
guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
0 komentar:
Posting Komentar