Perkembangan Konflik
Atas dasar pemahaman bahwa konflik tersebut adalah proses yang
dinamis dan bukan statis atau kaku, maka konsekuensi terjadnya konflik
dapat digambarkan melalui proses perkembangannya. Ada enam tahap proses
perkembangan konflik yang dapat dijelaskan satu persatu, yaitu:
- Konflik masih tersembunyi (laten)
Berbagai macam kondisi emosi negatif seperti takut, cemas, kawatir,
rasa bersalah, curiga, iri, benci, dan dendam yang silih berganti di
dalam diri individu, kelompok ataupun organisasi yang kesemuanya itu
dirasakan sebagai suatu yang biasa dan tidak terlalu dipersonalkan,
dianggap bukan sebagai suatu masalah yang menganggu dirinya.
- Kondisi yang mendahului
Tahap kedua ini adalah tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara
tersembunyi dan belum dirasakan sebagai suatu yang mengaggu individu,
kelompok, atau organisasi, secara keseluruhan.
- Konflik yang dapat diamati dan konflik yang dapat dirasakan
Konflik ini muncul karena kondisi mendahului tidak diselesaikan
dengan tepat yang dapat menimbulkan dua macam siifat konflik yaitu
konflik yang dapat diamati dan konflik yang dapat dirasakan.
- Konflik terlihat secara terbuka
Sebagai usaha untuk memenuhi rasa frustasi, mengantiisipasi timbulnya
konflik, baik yang dialami oleh individu, interpesonal/kelompok, maupun
organisasi akan terjadi mekanisme pertahanan diri.
- Penyelesaian atau tekanan terhadap konflik
Pada tahap kelima ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap
suatu konflik, yaitu menyelesaikan konflik dengan berbagai strategi atau
bahkan sebaliknya malah memberi tekanan terhadap konflik.
- Pengaruh penyelesaian konflik
Konsekuensi dari keputusan yang diambil dalam penyelesaian konflik
akan berpengaruh terhadap hubungan interpersonal/kelomppok dan
organisasi selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar